Pada
November 2017 dengan alasan sepi di rumah, Zizi mengajak beberapa temannya untuk
menginap di rumahnya, namun hanya saya dan Fitri yang akhirnya menyetujui.
Beberapa teman berjanji akan menyusul kami di hari berikutnya. Cukup lama tak
jumpa, kami senang sekali dapat kembali berkumpul bersama.
Zizi
mengatur waktu pertemuan kami di rumahnya. Berhubung kami akan menghabiskan
akhir pekan, ada baiknya kami menginap sejak Jumat malam dan berkegiatan pada
hari Sabtu, juga Minggu jika diperlukan. Akhirnya kami sepakat untuk berkumpul
pada Jumat malam.
Saya
akan langsung berangkat menuju Bogor pada Jumat sore, sementara Fitri yang juga
berdomisili di Bogor akan menyusul kami jika hal nya telah selesai ia kerjakan.
Sekitar pukul 17.00 saya menumpang kereta commuter
line menuju Bogor. Penumpang kereta pada jam-jam sibuk memang tak pernah
lengang. Saya sendiri perlu mengatur posisi tubuh agar tetap nyaman berada di
dalam kereta yang penuh sesak. Satu hal yang menggelitik saya sejak lama
terkait situasi commuter line tujuan Bogor
pada jam sibuk, jumlah penumpangnya jarang berkurang, seringnya bertambah! Kereta
pemberangkatan awal dari stasiun Jakarta Kota, Manggarai, atau Jatinegara
berhenti pada stasiun-stasiun pemberhentian untuk menaik dan turunkan penumpang,
anehnya jumlah penumpang yang turun kurang lebih sama dengan jumlah penumpang
yang naik bahkan tak jarang lebih banyak. Sungguh berbeda dengan situasi
penumpang commuter line tujuan Parung
Panjang atau Rangkas Bitung, yang biasanya lebih banyak menurunkan penumpang
selepas stasiun Kebayoran atau setidaknya penumpang berdesak-desakkan selama
tiga stasiun saja setelah Stasiun Tanah Abang. Ya jelas tak bisa dibandingkan,
jumlah perkantoran dan pekerja di wilayah-wilayah arah Depok lebih tinggi daripada
wilayah Bintaro hingga BSD. Hanya saja, perjalanan pada jam sibuk ini terasa
lebih capek menuju Stasiun Bogor
dibandingkan menuju Parung Panjang (Ya, subjektif sekaaaali) hihihi.
Zizi
menjemput saya di Stasiun Bogor dengan motor kesayangannya, dibutuhkan kurang
lebih 40meni untuk tiba di rumahnya. Sesampai di rumah Zizi, kami beristirahat
sejenak sambil menunggu kedatangan Fitri. Tak lama, Fitri akhirnya tiba di
rumah Zizi, segera kami makan malam bersama disusul melakukan sambungan telepon
dengan beberapa teman yang akan menyusul temu kangen kemudian. Sebelum tidur,
kami rencanakan aktivitas liburan esok hari, berhubung teman-teman lain yang
belum dapat memastikan untuk menyusul besok, jadilah kami putuskan untuk
berpiknik saja di Kebun Raya Bogor.
Kokok
ayam bersahutan belum cukup membangunkan kami pagi itu. Mungkin akibat diskusi
yang terlalu meriah dan mengambil satu dua jam tidur kami semalam. Alarm yang
berbunyi dengan volume tinggi membuat kami terbangun dan beranjak dari kasur.
Masih dalam bermalas-malasan saya memaksa Zizi untuk pergi berbelanja keperluan
piknik. Kami berbelanja sayur mayur untuk dimasak bekal piknik, kami hanya
mempersiapkan makan berat untuk dimakan secara lesehan di area Kebun Raya. Saya
cenderung untuk memilih sayuran yang mudah direbus dan dimakan dengan sambal
saja, alasan pertama supaya mudah dan cepat, alasan kedua belum pandai memasak.
Hahahaha. Zizi sendiri memilih bahan masakan tumis untuk dihidangkan sebagai
sarapan pagi sebelum berangkat piknik.
Sayuran
dalam kantung siap dibawa pulang untuk dimasak. Kami berbagi tugas untuk
memasak, tumis menumis dan goreng menggoreng saya serahkan kepada Zizi yang
punya nyali lebih untuk ‘berperang’ dengan minyak goreng, maklum saja yang akan
digoreng adalah ayam, biasanya proses menggoreng ikan dan ayam akan
menghasilkan pertempuran yang sungguh panas, ya panas kan kalau terkena minyak
yang bebeletukan. Benar saja, Zizi
tampil sungguh gagah berani menghadapi minyak di wajan panas itu hingga
ayam-ayam matang sempurna, hihihi. Fitri juga turun dalam perjuangan
mematangkan tahu isi kemudian telur dadar yang dicetak bulat-bulat. Seberes
menggoreng, Zizi lanjutkan menumis labu dicampur dengan telur, ini salah satu
hidangan favorit saya, lho, meskipun tampilan kurang tampak menarik, namun
tumis labu bersatu dengan nasi hangat merupakan perpaduan yang pas. Saya
mengambil tugas merebus sayuran saja, sayuran dicuci dan dipotong, menunggu air
mendidih, lalu sayuran direbus selama 2 menit. Bumbu pecel yang diproses dengan
air hangat/mendidih langsung jadi dalam 3 menit saja, mudah, bukan?😄
Siapa suka tumis labu? |
Sarapan
dan bekal piknik telah masak. Kami cepat-cepat sarapan kemudian mandi dan
bersiap-siap untuk berangkat menuju Kebun Raya Bogor. Kami berangkat dengan
riang gembira, belum tahu apa yang akan dilakukan di Kebun Raya, namun satu
yang kami tahu pasti, yaitu makan bekal piknik, hihihi. Sesudah membeli tiket
masuk, kami berjalan memutari area Kebun Raya Bogor. Dari sekian banyak
area-area ikonik di sana, sebut saja Danau Gunting, Taman dan Tugu Teijsman,
dan Museum Zoologi, kami berpuas dengan berputar-putar semampunya kaki
melangkah. Kami memulai dengan berfoto di area kemudian mengenal Monumen Kelapa Sawit, Jalan
Kenari, Tugu dan Prasasti Dua Abad dan terakhir kami melihat Bunga Bangkai yang
termasuk dalam deretan bunga langka di Indonesia.
Monumen Kelapa Sawit |
Tugu dan Prasasti Dua Abad |
Bunga Bangkai belum mekar |
Masuk
jam makan siang, kami memutuskan untuk menggelar tikar piknik yang baru saja
kami beli pada penjual tikar di area Kebun Raya. Tikar biasa terbuat dari plastik
yang ukurannya kurang lebih 2x1m ini cukup menampung kami bertiga. Kami lihat
banyak juga pengunjung lain yang tengah menikmati makanan seraya duduk lesehan
menikmati angin semilir. Kami makan dengan lahap seakan membayar kelelahan
memutari sepersekian area Kebun Raya tak lupa sebelum makan, kebiasaan baru
kaum melek teknologi yakni berfoto. Memakan hasil jerih payah memasak memang
nikmat, ya.
makan siang, yuk |
Perut kenyang, badan kembali berenergi, segera kami rapikan tikar piknik dan bersih-bersih, jangan sampai ada sampah yang tertinggal di sekitar. Sayang makanan yang kami bawa tidak habis, daripada mubazir, makanan sisa pun kami baa kembali pulang. Kami putuskan untuk kembali pulang ke rumah Zizi seberes salat zuhur karena cuaca tampak mendung dan berangin, takut hujan segera turun.
Pelajaran
pentingnya jika Anda akan melakukan piknik dengan cara yang kami lakukan juga.
Pertama, perkirakan bekal sesuai dengan kebutuhan saja, karena Anda akan terus
membawa tas bekal ke mana pun Anda pergi, bisa saja berat dan sayang ‘kan kalau
tidak habis. Kedua, tentukan area-area mana saja yang akan dikunjungi setibanya
di pintu masuk Kebun Raya supaya Anda tidak bingung dan berputar-putar di area
yang sama. Ketiga, bawa payung agar tidak kepanasan atau kehujanan, hihihhi. Tentu
kami tidak ingin kelelahan ataupun sakit karena besok kami akan pergi ke suatu
tempat yang tak kalah menarik… ke mana yaaaaa?
ReplyDeleteJACKPOT yang besar hanya di AJOQQ :D
WA : +855969190856