Menginap di hotel berbintang belum pernah jadi pilihan liburan saya. Lagi pula, sejak kapan sih waktu liburan harus dimanfaatkan dengan kegiatan ekstrem, menantang, bahkan mevvah? Dulu sekali, waktu liburan dan waktu sekolah tidak ada bedanya, paling jauh saya habiskan liburan menginap di rumah kakek, itu pun jaraknya hanya 50 menit dari rumah, main dengan sepupu-sepupu, atau sesekali ke mal sekitar. Semasa SMP hingga kuliah saya senang sekali menyambut liburan sekolah, pada waktu-waktu tersebutlah saya manfaatkan mengantar bapak ke rumah sakit untuk hemodialisis. Beliau terdiagnosa gagal ginjal, selama delapan tahun tiga bulan tanpa absen sekali pun ia jalani cuci darah dua kali seminggu. Kesempatan emas yang tak pernah saya lewatkan untuk membersamainya, kecuali kalau malas mendera. Praktis, liburan bagi saya tak ada momen se-istimewa pergi ke Jakarta mengantar berobat (maklum kami tinggal di desa nun jauh dari kota, hihihi). Kembali ke pertanyaan awal, sejak kapan sih waktu lib