Identitas Buku
Judul Buku :
Larasati
Pengarang :
Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit :
2003
Cetakan :
II
Tebal Halaman : 180
halaman
Sinopsis
Roman berlatar belakang
perjuangan pascaproklamasi mengisahkan hiruk pikuk perjalanan seorang wanita
bernama Larasati. Larasati merupakan seorang bintang film, hampir semua orang
mengenali dirinya. Buku ini menyuguhkan deskripsi pergerakan pemuda
memperjuangkan Revolusi juga mewarnai perjalanan Larasati.
Larasati yang kerap dipanggil Ara dari Yogyakarta menemui kembali sang ibu yang berada di Jakarta. Ara memiliki karakter yang sangat kuat. Kehidupannya sebagai bintang film di daerah pedalaman Yogyakarta berbanding terbalik ketika ia tiba di Jakarta. Ara merasai kepedihan dan juga berjuang sebagai pejuang Revolusi. Kondisi ibunya di Jakarta juga memprihatinkan, tak banyak yang dapat diperbuat, Ara memilih untuk ikut berjuang.
Larasati yang kerap dipanggil Ara dari Yogyakarta menemui kembali sang ibu yang berada di Jakarta. Ara memiliki karakter yang sangat kuat. Kehidupannya sebagai bintang film di daerah pedalaman Yogyakarta berbanding terbalik ketika ia tiba di Jakarta. Ara merasai kepedihan dan juga berjuang sebagai pejuang Revolusi. Kondisi ibunya di Jakarta juga memprihatinkan, tak banyak yang dapat diperbuat, Ara memilih untuk ikut berjuang.
Ara menghidupi dirinya dalam
cengkraman penjajah dan dibujuk rayu untuk berkhianat. Kekuatan yang ia dapat
selama perjalanannya membuat ia semakin yakin untuk berjuang melawan penjajah.
Kelebihan Buku
Buku ini menggambarkan kehidupan
perjuangan memperjuangkan revolusi dari sudut pandang yang berbeda, seorang
bintang film. Melalui buku ini, pembaca dapat memahami sudut pandang seorang
yang mungkin saja tidak ada kepeduliannya terhadap tanah air—nyatanya ia berada
di garda paling depan berjuang melawan penjajah. Buku-buku yang dilahirkan oleh
Pramoedya menyenangkan untuk dibaca, selalu menghadirkan alur cerita yang ketat,
membuat pembaca fokus dari awal hingga akhir.
Kelemahan Buku
Rasanya tak ada kelemahan dalam buku ini,
hehhe 😁. Ya, kelemahan penceritaan penulisan buku ini hanya terletak dari gaya
bahasa yang mungkin akan sulit dipahami pembaca generasi milenial. Pemilihan
kata yang terdapat dalam buku merupakan kata-kata yang digunakan pada
tahun-tahun penulisan, meskipun sebenarnya ini bukan kelemahan buku.
Dibeli pada 1 Desember 2019 lalu,
Mulai dibaca pada awal Januari,
Selesai pada 19 Maret 2020.
(Lama ya....? maklum saja, banyak iklan ✌)
Comments
Post a Comment